POLIMENOREA (Gangguan Menstruasi)
Mengenal tentang Polimenorea
- Definisi Polimenorea
Polimenorea
adalah suatu bentuk abnormalitas frekuensi menstruasi dimana wanita lebih
sering mengalami haid sehingga siklus haidnya memendek (kurang dari 21 hari),
dengan perdarahan yang relatif sama atau lebih banyak dari haid pada umumnya.
Umumnya,
siklus menstruasi normal terjadi selama 21 hingga 35 hari, atau rata-rata 28
hari, dengan lama terjadinya haid selama 2-8 hari. Pada wanita
yang mengalami polimenorea, dalam satu bulan biasanya akan mengalami haid lebih
dari satu kali dengan jumlah perdarahan yang relatif sama atau
lebih banyak dari biasanya.
Dalam
beberapa buku ada yang menyebut polimenorea dengan istilah metroragia. Namun
sebenarnya, polimenorea berbeda dengan metroragia. Metroragia merupakan perdarahan yang terjadi di luar haid dengan
penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genetalia. Pada metroragia
menstruasi terjadi dalam waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan
lebih sedikit.
- Etiologi Polimenorea
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan infertilitas.
https://www.tantine.rw/3WSUQmr8QCl7cpd1549449425920.jpg
Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati.
Hal ini sering terjadi pada disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC.
Polimenorea
juga dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Ketidakseimbangan hormon tersebut dapat mengakibatkan gangguan pada proses
ovulasi (pelepasan sel telur) atau memendeknya waktu yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya suatu siklus menstruasi normal sehingga didapatkan menstruasi
yang lebih sering. Polimenorea tidak hanya terjadi pada wanita dewasa. Remaja
juga bisa terkena polimenore.
Penegakan
diagnosis polimenorea dilakukan dengan melakukan anamnesis melalui pemantauan
beberapa parameter, seperti lama siklus periode menstruasi, durasi menstruasi,
maupun volume darah selama menstruasi. Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang, seperti pemeriksaan darah lengkap, USG (untuk memastikan tidak
adanya kelainan organ), serta pemeriksaan kadar hormon reproduksi, seperti progesteron,
LH, FSH, dan prolaktin.
- Faktor Risiko Penyebab Polimenorea
Faktor
risiko penyebab polimenorea seringkali disebabkan karena adanya ketidakseimbangan
hormon yang dapat terjadi sebab :
a)
Awal menstruasi pertama (3 hingga 5 tahun
pertama menstruasi) maupun beberapa tahun menjelang menopause.
b) Gangguan
indung telur, seperti endometriosis dan PCOS (polycystic ovary syndrome).
c)
Stress
dan depresi.
d) Pasien
dengan gangguan makan, seperti diet berlebihan.
e) Perubahan
(peningkatan maupun penurunan) berat badan yang terlalu cepat.
f)
Berat
badan berlebih atau obesitas.
g) Aktivitas
berlebih seperti olahraga berlebihan https://www.idnjurnal.com/assets/berita/original/53748380113-magh.jpg
h)
Penyakit
menular seksual, seperti chlamydia dan gonorrhea.
- Pencegahan Polimenorea
Pencegahan kondisi polimenorea dapat dilakukan
dengan meminimalisir faktor risiko penyebab polimenorea, seperti berikut :
a)
Menghindari aktivitas yang dapat menyebabkan
stress dan depresi
b)
Mengontrol berat badan ideal (menghindari diet
berlebihan)
c)
Menjaga kebersihan dan kesehatan organ genital
agar terhindar dari penyakit menular seksual
d)
Menjaga pola hidup sehat dengan makan makanan
yang sehat dan olahraga teratur
e)
Segera konsultasi ke dokter apabila mengalami
siklus menstruasi pendek (kurang dari 21 hari) untuk mencegah komplikasi anemia
dan gangguan kesuburan
- Pengobatan
Pada
umumnya, polimenorea bersifat sementara dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun,
apabila gejala polimenorea terus berulang dan membuat tidak nyaman, maka
dianjurkan untuk segera konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan. Hal ini
dikarenakan polimenorea yang berlangsung terus-menerus dapat menimbulkan
gangguan hemodinamik tubuh yang dapat memicu terjadinya anemia.
https://www.marieclaire.com.au/media/55742/period-stigma.jpg
https://www.marieclaire.com.au/media/55742/period-stigma.jpg
Di samping itu, polimenorea juga dapat menurunkan kesuburan. Gangguan
hormonal pada polimenorea mengakibatkan gangguan ovulasi (proses pelepasan sel
telur) sehingga biasanya tidak terjadi ovulasi atau ovulasi berlangsung sangat
pendek. Wanita dengan gangguan ovulasi seringkali mengalami kesulitan untuk
mendapatkan keturunan.
Dikarenakan kondisi polimenorea yang dapat membahayakan, maka
dokter seringkali akan menyarankan untuk terapi polimenorea. Tujuan terapi ini
adalah untuk mengontrol hormone, perdarahan serta mencegah terjadinya
perdarahan berulang yang dapat menyebabkan komplikasi, seperti anemia dan
gangguan kesuburan.
Terapi
yang diberikan tergantung pada usia, resiko kesehatan, dan pilihan kontrasepsi.
Pada umumnya, terapi farmakologi kondisi polimenorea meliputi terapi hormonal,
seperti hormon estrogen dan hormonal kombinasi (estrogen dan progesteron),
serta tablet penambah darah untuk mengoreksi kondisi anemia. Pemberian obat
NSAIDs (nonsteroidal anti-inflammatory drugs) seperti ibuprofen, naproxen, dan
asam femenamat dapat menurunkan level prostaglandin yang tinggi dengan kondisi
perdarahan yang lebih intens.
Dan apabila ditemui adanya tanda
endometriosis (bercak-bercak darah menstruasi yang terjadi dua atau tiga hari
sebelum atau sesudah akhir periode menstruasi normal), biasanya menstruasi
dapat diatur dengan memberikan kontrasepsi oral atau noretisteron 2,5 mg sejak
hari menstruasi ke 20 hingga ke 25 selama beberapa bulan.
Adapun
tabel ini dapat membantu untuk lebih memahami tentang polimenorea:
Jenis/
Patogenesis
|
Tipe Perdarahan
|
Fertilitas
|
Pengobatan hormonal
|
Fase folikuler memendek
|
Teratur
|
+
|
E: 2x1
Hari ke 3-8
|
Insufisiensi korpus luteum
|
Sering memanjang
|
+
|
P : 5-10 mg/hr
Hari ke 18-25
|
Hanya fase folikuler
|
Umumnya memanjang
|
-
|
Induksi ovulasi
|
Daftar Pustaka
· Manuaba, Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Suryasaputra. 2009. Buku Ajar
Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta : EGC.
· Sastrawinata, R. Sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Unpad Bandung.
· Llewellyn, Derek. 1995. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta : Hipocrates.
· Prawirohardjo, Sarwono. 1999. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.
· Friedman, Emanuel A dkk. 1998. Seri Skema Diagnosis dan
Penatalaksanaan Ginekologi. Jakarta : BinarupaAksara.
· Nugroho, Taufan. 2012. Obsgyn : Obstetri dan Ginekologi untuk
Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Komentar
Posting Komentar